Kategori Produk

Customer Service

Untuk Pemesanan dan Penjelasan Produk Bisa Melalui Telepon Langsung Customer Service Kami.

Call Center Yang Bisa Dihubungi:
H.Harun Nuri,SH
0813 - 73447722

Belly Oskandar
telpon dan WA : 0822 - 40403563

PIN BB 542CEF8
Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Rumah Kayu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Rumah Kayu. Tampilkan semua postingan

Sejarah Rumah Kayu Bongkar Pasang (USANG SUNGGING)


Layaknya daerah lain, Daerah-daerah di dataran Sumatera sarat dengan cerita rakyat. begitupun dengan desa saya Tanjung Batu Seberang, memiliki cerita rakyat yang sering di kenal dengan cerita Usang Sungging.

Siapakah sebenarnya Usang Sungging ini?

Pada dahulu kala di zaman masih berdirinya Kesultanan Palembang, Mengabdilah seorang PATI yang dikenal dengan Nama Abdul Hamid. Abdul Hamid berasal dari keturunan kerajaan di Palau Jawa dan menetap di Kesultanan Palembang. Pada zaman itu Abdul Hamid sangat dikenal masyarakat karena keahliannya dalam Merancang Bangun (Mebuat Rumah Kayu), Melukis, Mengukir/Memahat bahkan menyiakan rencana-rencana yang akan dilakukan Istana Kesultanan Palembang. Abdul Hamid sangat dipercaya dan sudah dianggap sebagai keluarga oleh Sultan Syahdan Kesultanan Palembang.

Pada Suatu kala, Sultan Palembang atau Sultan Syahdan meminta bantuan Abdul Hamid untuk dibuatkan lukisan Permaisurinya secara utuh dan Abdul Hamid pun menyanggupi permintaan sang Sultan. Siang dan malam Abdul Hamid Melukis pujaan hati Sultan dan berharap sang Sultan Senang hatinya. Mendekati tahap akhir pelukisan, sang Sultan mendatangi Abdul Hamid dengan maksud ingin melihat hasil kerja sang Pelukis (Abdul Hamid). Melihat hasil lukisan, sang Sultan sangat senang dan menunjukkan binar muka yang puas atas hasil karya Abdul Hamid.


Pada malam berikutnya, Abdul Hamid melanjutkan pekerjaan Melukisnya. dengan sangat hati-hati dia goreskan tinta pada sehelai kanpas hingga akhirnya lukisan pujaan hati sang sultan selesai. dengan sangat senang Abdul Hamid memandang buah karya yang dia hasilkan. Abdul Hamid membayangkan betapa senangnya sang Sultan ketika melihat hasil kerja kerasnya dalam melukis dan tanpa sadar akhirnya Abdul Hamid tertidur sehingga tanpa sengaja tinta yang digunakannya untuk melukis menetes pada lukisan yang sudah dikerjakannya tersebut.

Keesokan harinya, dengan banggga Abdul Hamid menghadap sang Sultan dengan membawa hasil lukisannya dan menyerahkannya kepada sang Sultan. dan ketika sang Sultan melihat hasil lukisannya, Abdul Hamid terkejut melihat sang Sultan Marah dan Murka ketika melihat hasil lukisan tersebut. Sang Sultan menghardik Abdul Hamid dengan pertanyaan yang penuh dengan kecurigaan, dari mana Abdul Hamid tahu Tahi Lalat yang ada di Paha kiri atas (dekat.....) sang permaisuri yang ada pada lukisannya. Usut punya usut ternyata tetesan tinta yang tanpa sengaja ditumpahkan Abdul Hamid pada saat tertidur setelah melukis itu, jatuh tepat di paha kiri lukisan sang permaisuri sehingga sang sultan murka dan beranggapan jika Abdul Hamid dan permaisuri telah melakukan perbuatan yang tidak benar (Berselingkuh).

Merasa mendapat tuduhan seperti itu, Abdul Hamid berusaha menjelaskan pada sang sultan. akan tetapi kemurkaan sang Sultan tidak dapat dibendung lagi. Abdul Hamid diminta untuk meninggalkan istana bahkan diancam untuk dihukum gantung. mendapat situasi yang tidak menguntungkan itu, Abdul Hamid dan Hulu balangnya (Pengawal) bergegas melarikan diri dengan menggunakan perahu. tanpa arah dan tujuan yang jelas, mereka terus menyusuri sungai menuju pedalaman untuk menghindari kejaran dari tentara sang sultan.

Berbulan-bulan mereka mengayuh perahu. Dari sungai Ogan menyusuri lebak yang kemudian dikenal dengan lebak meranjat. Merapatlah mereka di hutan seberang Tanjung Batu yang sekarang dikenal dengan Desa Tanjung Batu Seberang dan akhirnya menetap. bergaul dengan penduduk setempat dan mengajarkan pada mereka semua keahliannya dalam merancang Bangun (membuat Rumah Kayu/Pengrajin Rumah Kayu), memahat, membuat perhiasan hingga menyebarkan Agama Islam serta turut serta dalam merancang Puncak Masjid AL- Falah Tanjung Batu (didirikan pada abad ke-13) yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di Kampung tiga Desa Tanjung Batu. 

Karena Keahlian dan Kepandaiannya, keberadaan Abdul Hamid dan Hulu Balangnya semakin mendapat tempat di Hati Masyarakat. keahliannya dalam merancang Bangun (Pengrajin Rumah Kayu) dan memahat inilah yang membuat Abdul Hamid di kenal dengan sebutan USANG SUNGGING yang terkenal dengan sebutan PUYANG USANG SUNGGING pada Desa Saya.

PengrajinRumahKayu.blogspot.co.id
PengrajinRumahKayu.blogspot.co.id





Untuk Info Pemesanan silahkan menghubungi kami :

H. Harun Nuri, SH dengan Nomor Telpon : 081373447722 dan
Belly Oskandar, SH dengan Nomor Telpon : 082240403563

Kami menerima pesanan dengan segala ukuran.

Sekian dan terima kasih....

Produk Terlaris